Untuk Bapak Mukimin dan Mamak Rusmini
Terima kasih...
Aku sangat sadar denngan sifat dan tingkahku pada kalian selama ini, maaf... maaf dan maaf. Hanya itu yang bisa aku ucapkan untuk saat ini. Hidup ini memang berat, iya,, aku dan kalian pasti tau itu. Ingin rasanya aku mengeluh ini-itu seperti yang selalu aku lakukan dimasa lalu. Tapi sekarang, bukankan itu sangat memalukan?? Aku sadar bukanlah anak kecil lagi. Walau tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu kadang aku lakukan. Kebiasaan, bagaimana lagi. Tapi setidaknya sekarang aku mulai sadar diri. Aku tau banyak hal yang kalian pikirkan, bukan cuma mengurusi aku, anak kalian yang bandel ini.
Bagaimana kabar kalian??
Anehnya aku jarang menanyakan hal itu pada kalian secara langsung. Kalaupun ada kesempatan untuk berkomunikasi, itu biasanya berhubungan dengan masalah keuangan. Ckckck... Sampai-sampai kalian sudah tau kalau aku menghubungi pasti ada hubungannya dengan keuangan. Emang bener sih, tapi gak cuma itu aja, aku kan juga ingin ngobrol dengan kalian.
Dan kalau di ingat-ingat sepertinya aku belum pernah mengatakan bahwa aku bilang sayang pada kalian secara langsung. Entah gengsi atau karna memang dikeluarga kami jarang mengungkapkan rasa kasih sayang secara langsung. Itu bukan berarti kami tidak dekat satu sama lain. Hanya saja menurutku pribadi, sayang perhatian itu tidak harus diucapkan. Kita bisa menunjukannya dengan tindakan yang lebih berefek dan nyata. Setidaknya hal itu gak buat orang jadi GR. Atau mungkin karena kami jarang berkumpul ( karena ibuku bekerja di luar negeri untuk waktu yang cukup lama) jadi jika mengucapkan sayang justru malah terasa aneh. Entahlah, yang pasti kami semua nyaman dengan keadaan kami yang seperti ini.
Kalian tau? Banyak sekali hal-hal didunia ini yang membuatku merasa iri. iri karena aku tidak bisa mendapatkan atau merasakan apa yang mereka rasakan. Hal yang membuatku sangat iri adalah ketika melihat orang lain berkumpul dengan keluarga mereka, lengakap... tanpa kurang satu dari mereka. Itulah hal yang paling jarang kita lakukan. Marah?? iya aku marah, tapi pada siapa? pada keadaan atau pada diri sendiri? Marah karena aku tau penyebab kita jarang berkumpul adalah demi menyekolahkan anakmu ini supaya menjadi orang yang setidaknya berpendidikan supaya tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Aku yang serakah namun kalian yang harus menanggungnya. Dan lebih parahnya lagi aku selalu menuntut ini dan itu... Maaf..
Terima kasih karena sampai saat ini kalian selalu mendengar dan selalu berusaha mencukupi segala kebutuhanku. Aku tahu itu tidak mudah. Banyak yang harus kalian korbankan. Tak jararang kalian harus menunda membeli sesuatu yang menjadi kebutuhan kalian hanya untuk mencukupi kebutuhanku. Ya setidaknya mulai saat ini aku akan lebih tau diri dan sebisa mungkin mengurangi keegoisanku... Kalian yang sabar ya!! Mari berusaha bersama-sama. Aku berharap kalian selalu sehat dan bahagia. Beginilah keadaaan kita. Selalu bersyukur, berusaha dan berdoa semogga diberikan limpahan rezeki serta Rahmat-Nya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar