Cagar
Alam Gunung gamping, Yogyakarta.
Tarik wisatawan melalui upacara
tradisional Saparan Bekakak
Kawasan
Cagar Alam Gunung Gamping terletak di Desa Ambarketawang Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman. Selain menjadi
objek wisata sejarah, Cagar Alam Gunung Gamping juga menawarkan wisata mistik.
Disebut wisata sejarah karena Cagar Alam Gunung Gamping merupakan peninggalan
Batu Gamping yang terbentuk 50 juta tahun lalu. Cagar Alam Batu Gamping ini
berupa terumbu karang yang mengandung kapur (CaCO3) dan banyak di jumpai fosil jenis
Moluska, Koral, Bryozoa Foraminifora.
Kegiatan
tahunan yang kerap di adakan di Cagar Alam Gunung Gamping yaitu Upacara Tradisisonal Adat Saparan Bekakak
yang di laksanakan setiap akhir Bulan Sapar (dalam penanggalan Jawa). Kawasan
seluas 1, 084 ini Ha ramai di kunjungi ketika upacara Saparan Bekakak
berlangsung.
Upacara
Saparan Bekakak merupakan acara ritual penyembelihan sepasang pengantin bekakak
yang bertujuan memohon keselamatan warga Gamping. Acara Saparan Bekakak ini
bermula dari kisah meninggalnya Kyai dan Nyi Wirasuta beserta warga lain akibat
longsornya Gunung Gamping. Setiap Bulan Sapar
kejadian tersebut berulang kembali dan menewaskan warga sekitar. Sejak
itu Sultan Hamengku Buwono 1 memberi titah untuk membuat bekakak dari beras
ketan yang di maksudkan untuk menggantikan Kyai dan Nyi Wirasuta supaya tidak
terjadi lagi longsor di Gamping.
Diawali
dengan rombongn Kudo Wiro Manggolo dan Kuda Pengiring, Prajurit Bregedo Gamping
Tengah, rombongn Bekakak, Santri embawa Tirto Donojati, Blegedo Kijang Kidul ,
gunungan buah-buahan dan para peserta yang ikut memeriahkan acara ini. Ada juga
patung Gtanderuwo yang merupakan simbol kejahatan. Setelah beriringn menuju
Gunung Gamping, tiba pada acara inti yaitu penyembelihan pasangan pengantin
bekakak dan di akhiri dengan berebut gunungn buah-buahan setelah gerbang
pembatas di buka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar